Skip to main content

Manusia dari kera? Sebuah penjelasan singkat



Kadang lo suka bosen gak sih dengerin "manusia itu dari monyet?" lalu di hajar dengan teori agama atau miskonsepsi akan evolusi dari orang yang bahkan belum pernah baca Origins of Species lalu di sangkutin sama Yahudi atau ateisme?
Well, I do & worry not!

Kali ini saya akan membahas mengenai evolusi manusia dari A-H (Australopithecus – Hominid)  Perlu di ingat gue menulis dalam konteks sains yang di sertakan dengan bukti bukti konkrit bukan dengan bahasan keyakinan/agama, jadi jangan bawa bawa agama/keyakinanmu di trit gue ini karena gak akan berselaras.
Tanpa banyak cingcong silakan di nikmati, buon appetito!

Australopithecus, sang pelopor evolusi
“Our own genomes carry the story of evolution, written in DNA, the language of molecular genetics, and the narrative is unmistakeable” – Kenneth R. Miller

Suka atau tidak, evolusi adalah bagian dari kehidupan dan mereka adalah salah satu pembangun yang ada baik terhadap hewan atau lingkungan alias terhadap semua organisme di dunia ini tanpa terkecuali yang terkadang karena faktor tertentu ia dapat menghasilkan sesuatu yang baru; tapi gak bisa menumbuhkan perasaan dia ke lo yak. Evolusi bekerja sama dengan banyak faktor agar DNA bisa tetap bertahan namun entah karena si individu ini melakukan isolasi, berhenti melakukan anak-pinak atau tidak dapat bertahan dari suatu penyakit/cuaca ia akan musnah dan terhenti evolusinya, demikian perlu di garis bawahi evolusi tidaklah linear. Sebagai contoh adalah Meganthropus paleojavanicus yang di temukan oleh von Koenigswald pada tahun 1936 di Sangiran yang seharusnya di huni oleh H. erectus (Pithecanthropus erectus), ia hanya di temukan di situs itu saja & tidak di ketahui adanya tanda tanda persebaran di tempat lain, sedangkan H. erectus sendiri di ketahui berlanjut menjadi H. sapiens.

Tulang Lucy yang behasil di ekskavasi, merupakan salah satu hasil ekskavasi jenis manusia yang cukup lengkap.
 Darwin sebagai salah satu bapak pencetus teori evolusi selain Mendel, Lamarck atau Wallace menulis bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi. Spesies bukanlah merupakan sesuatu yang kekal atau tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses perubahan bertahap dari berbagai spesies yang telah ada alias adanya peran seleksi alam.
Dalam evolusi manusia sendiri di awali dari munculnya spesies Sahelanthropus tchadensis 7 juta tahun lalu hidup di era Miosen yang di temukan di tahun 2001-2002 di daerah Chad, Afrika Tengah serta penemuan Ardipthecus (baik kadabba & ramidus) yang hidupp 4.4 juta tahun lalu yang lagi lagi di temukan di Afrika tepatnya Ethiopia. Yes, kita adalah primata hamper tak terbantahkandi lihat dari bagian bagian yang mirip (terlampir). Namun, yang jadi bukti terkuat adalah di temukannya Australopithecus afarensis a.k.a Lucy sendiri memiliki beberapa sub- spesies di antaranya :Hadar, Omo, Maka, Fejej dan Belohdelie (Ethiopia) dan Koobi Fora dan Lothagam (Kenya). Selain hasil tulang dari ekskavasi di temukan juga bukti langka berupa jejak kaki milik salah satu tean Lucy lainnya yang bernama Laetoli (Tanzania) ; salah satu bukti bahwa Australopithecus sudah berdiri/beraktifitas dengan 2 kaki tegak (bipedal) selain itu setelah di adakannya rekonstruksi tulang di dapat bahwa Lucy di perkirakan memiliki tinggi 1 meter. Oh, ya Lucy ini merupakanhasil karya salah satu Paleoantropolog terkenal yakni Donald Johanson dkk, mereka memberi nama Lucy karena saat mereka dalam proses ekskavasi mereka hanya mendengar lagu Lucy in the Sky with Diamonds yang di bawakan oleh The Beatles. Lucy sendiri memiliki jumlah total kelengkapan sekitar 40% yang menandakan cukup lengkap karena biasanya yang tersisa hanya lah tengkorak (skull). Lucy juga di duga memiliki peranan dalam memberikan indikasi adanya cikal bakal bahasa yang dapat di lihat pangkal leher yang sudah ke tengah.
Setelah Lucy mulai di temukan lucy lucy lainnya berikut penjabarannya :
1. Australopithecus boisei/ Paranthropus boisei/ Zinjanthropus boisei: hidup sekitar 2.6 – 1.2 juta tahun yang lalu. Di temukan oleh R. Leakey di Koobi For a, Kenya 1969. Spesies ini hidup masa Pliosen & Pleistosen.
Tengkorak milik Australopithecus boisei. Cek bagian tulang pipi & alis yang masih menonjol.

2. Australopithecus robustus: merupakan spesies Australopithecus yang memiliki tubuh kekar, tinggi serta lebih berat yang dapat di lihat dari ukuran tengkorak yang ada. Ia pertama kali di temukan oleh Robert Broom di Kromdraai & Swartkransdi tahun 1938. Di perkirakan hidup sekitar 2-1 juta tahun yang lalu.

Robustus, mengalami perkembangan yang cukup signifikkan terutama tengkorak; di gadang memiliki "heavy chewy complex"

3. Australopithecus sediba: di temukan pada tahun 2008 di Gua Malapa, Afrika Selatan oleh Lee L. Berger. Di perkirakan hidup -+1.98 juta tahun yang lalu. Memiliki keunikan yakni terdapatnya karakteristik Homo. Fosil yang di temukan meruakan fosil anak kecil berumur 10-13 tahun dengan tinggi sekitar 1.3 meter. Memiliki jumlah kerangka hampir 40%
Apabila di tilik beberapa hidup di era yang hampir sama, namun menurut beberapa penelitian tiap tiap spesies melakukan isolasi seksual hal ini di sebabkan adanya sifat territorial & kecenderungan pejantan yang tidak ingin memiliki jantan dewasa lainnya yang terlalu dominan/banyak (A. robustus di duga hidup berdampingan dengan genus Homo). Dalam persebarannya sendiri para Australopithecus.
Sediba's successfully excavated bones

in short : evolution is NOT linear.
 Ciao!
-Your lovely adm00n

“Evolution happens and for the world able to stands almost 4. 54 billion years, isn’t it give you enough evidence how evolution works?
Reference :
-Darwin, Charles (1859), On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life, London: John Murray
-Johanson, D.C.; Maitland, A.E. (1981). Lucy: The Beginning of Humankind. St Albans: Granada.
-Wood, B.A. (1994). "Evolution of australopithecines". In Jones, S.; Martin, R.; Pilbeam, D. The Cambridge Encyclopedia of Human Evolution. Cambridge, U.K.: Cambridge University Press.
-Frisancho, Roberto (2006). Humankind Evolving: An Exploration of the Origins of Human Diversity. Kendall/Hunt Publishing Company

Comments

Popular posts from this blog

Review Cleo Kitten

Review time! Waktunya mengulas! Haloo semua apa kabar? Semoga baik baik saja karena Butter & aku pun baik baik saja meski cuaca memang sedang tidak bersahabat belakangan ini. Kembali dalam waktunya mengulas aka review time ~yeay~ Lagi kita akan membahas soal makanan kucing atau cat food kemarin Sabina sudah (ayo  klik aku  kalau belum baca!) sekarang kita akan membahas salah satu brand yang baru saja mengeluarkan line terbaru mereka yaitu CP Petfoood! Siapa yang tidak kenal dengan perusahaan yang berhasil memboyong banyak line pet food mulai dari dog food, cat food, rabbit food hinga koi mereka ada loh! Keren kaaan. Nah line baru mereka ini namanya Cleo Cat Food. Cleo Cat Food ini tersedia dalam 3 kategori : Kitten, Adult & Persian, yang akan ku review adalah kitten karena Butter baru berumur 6 bulan. Packaging Untuk packaging Cleo di dominasi oleh warna kuning & biru tua gonjreng untuk font serta tulisan. Kemasan yang tersedia ada 1,2 kg & 7 kg semua

Review Sabina Cat Food ALS

Review time! Makanan Kucing Sabina (Sabina Cat Food Review) Halo, semua apa kabar!gue berharap baik baik saja ya walau cuaca lagi kurang bersahabat seperti harga pulsa . Sudah lama kita tidak menulis karena kesibukan di dunia nyata (udah mau KKN cuy agelasih time flies so fast). Jadi beberapa minggu lalu gue memutuskan untuk adopsi seekor kucing domestik bernama Butter dari keluarga Mbak Anastasia. Gue pas lihat dia langsung jatuh hati~ She had this very sweet look that makes me want to hug her everytime! Umurnya udah jalan -+5 bulan & baru saja vaksin untuk pertama kalinya (F3) di Klinik Kuningan UGM (murah hehe cuma 125rb F3 & 150rb untuk F4, bukan boyben y). Rencana akan steril doakan saja ada rejeki h3h3. Mentega Banyak baca soal kucing ternyata mereka mirip sama manusia loh! Mereka punya preference dalam makanan, minum hingga ke masalah litter sand! Tapi sesuai judul gue gue bakal bahas soal makanan dulu saja kali ini. Makanannya yang akan gue bahas adalah

Review Excel Cat Food Makanan Kucing

Halo, semua sudah lama saya tidak post di blog ini yaa^^ Seperti biasa saya ingin review salah satu makanan kucing kering (dry food) yg sudah cukup lama beredar namun masih minim ulasan atau reveiwnya. Karena itu mari di cek sampai selesai yaa~ Kali ini saya membeli Excel dari semua tipe yg di tawarkan yaitu berdasar warna ada hijau, ungu dan oranye.  Apakah 3 warna ini menjadi suatu indikasi? Ya betul sekali. Warna hijau untuk kibble donat rasa tuna. Ungu kibble ikan rasa tuna. Oranye untuk rasa tuna dan ayam dengan kibble segitiga. Excel sendiri di produksi oleh salah satu pabrik pembuat frozen food kecintaan Indonesia yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Kibble Excel Hijau Kibble Excel Ungu Kibble Excel Oranye Untuk best seller yg paling laku sepertinya versi oranye ya karena lumayan susah dicari stoknya sih di toko langganan. Lagipula siapa yg tidak tergiur ada 2 jenis protein hewani berbeda disukai kucing ikan dan ayam!  Secara harga di daerah Sleman, Yogyakarta berkisar 10-11rb